Musim Subur Bisnis Jamur
Ada hal yang menarik jika berbicara bisnis jamur. Potensinya luar biasa besar. Jamur memiliki nilai ekonomis yang tinggi, waktu budidayanya cepat (1 – 3 bulan), produk sehat, organik, ramah lingkungan, menyerap sangat banyak tenaga kerja.
Bisnis budidaya jamur sangat tepat diterapkan di kawasan-kawasan penyangga, yang jarak dari perkotaan sebagai pasarnya tidak terlalu jauh, tetapi kondisi lingkungan dan sumberdayanya mendukung.
Bahan baku untuk memproduksi dan budidaya tergolong sangat melimpah di Indonesia, tetapi produksi jamur masih terbatas.
Kesenjangan ini disebabkan oleh persepsi yang masih melekat di masyarakat bahwa menjadi petani jauh dari sejahtera.
Padahal jamur adalah komoditas yang memiliki ekonomi tinggi, dan peluangnya memberikan income yang baik sangat mudah terpenuhi.
Jamur mengandung nutrisi dan vitamin, thiamine (vit. B1), riboflavin (Vitamin B2), niasin, biotin dan vit. C, mineral K, P, Ca, Na, Mg dan Cu, ini yang membuat jamur berpotensi dilirik oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Jamur sangat berpotensi sebagai obat-obatan. Di China kebutuhan jamur sebagai bahan baku obat-obatan, khususnya obat tradisional dan obat herbal mendongkrak produksi jamur negeri itu.
Jenis jamur seperti maitake banyak digunakan untuk obat kanker dan mencegah HIV, jamur lingzhi untuk obat anti kanker, meningkatkan kebugaran serta menurunkan gula dan kolesterol. Lingzhi juga banyak digunakan sebagai obat pemusnah karsinogen.
Konsumsi per kapita jamur di negara-negara maju tergolong cukup tinggi. Jepang misalnya memiliki konsumsi jamur per kapita sebanyak 3,5 kg/tahun, sedangkan Australia tingkat konsumsi per kapita sebanyak 3,0 kg/tahun, Kanada dan Amerika serikat konsumsi jamur per kapita 25- 2,8 kg/tahun.
Perancis adalah satu-satunya negera yang memiliki tingkat konsumsi jamur per kapita 4,5 kg/tahun. Pemerintah berupaya untuk terus meningkatkan jumlah konsumsi jamur per kapita, yang saat ini hanya sebesar 0,02 kg/tahun.
Sangat jauh jika dibandingkan dengan negera-negara maju lainnya. Padahal Indonesia dengan potensi alam dan kondisi lingkungannya yang sangat mendukung, berpotensi menjadi negara dengan produksi jamur yang sangat besar.
Tingkat konsumsi jamur berbanding lurus dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat terhadap jamur. Sebagian besar masyarakat kita belum familiar, dan sebagian ada yang beranggapan bahwa jamur adalah jenis tumbuhan yang beracun dan berbahaya.
Banyak petani yang terjun ke bisnis budidaya jamur belum memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup sehingga sering mengalami kendala dalam perjalanan usaha.
Misalnya ketika ada hama lalat jamur yang menyerang tanaman jamur, jika tidak tahu cara pencehgahannya dalam waktu relative pendek hama tersebut dapat meluluhlantakkan budidaya jamur yang ada.
Jika petani tidak tahu cara penangannya, serangan tersebut menjadi penyebab bangkrutnya petani jamur.
Demikian juga dengan pelaksanaan kegiatan pasca panen jamur. Daya tahan untuk penyimpanan pasca panen jamur dipastikan tidak dapat bertahan lama maksimal 2 hari, terkecuali disimpan dilemari pendingin bisa bertahan 4 s/d 5 hari, dan jika disimpan dalam freezer dengan suhu dibawah 11 derajat makan dapat bertahan 6 s/d 7 hari.
Pengiriman produk juga sering menjadi kendala. Pengiriman jarak jauh dapat merusak tekstur jamur. Tekstur tudung jamur tiram mudah sekali hancur, sehingga butuh metode khusus jika menghendaki pengiriman yang berjarak jauh tidak seperti tanaman lain pada umumnya.
Masalah pengelolaan administrasi keuangan dalam usaha jamur, khususnya usaha budidaya jamur tiram kerap menjadi kendala bagi petani pemula, karena dalam budidaya jamur ada hal yang berbeda penangannya dengan komoditas pertanian lainnya.
Proses panen jamur tiram dilakukan setiap hari. Jika petani tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengelola keuangan usahanya dikhawatirkan petani mengalami kendala dalam pembelian baglog pada periode berikutnya.
Kendala lain, dalam skala usaha budidaya jamur yang lebih besar membutuhkan investasi yang juga besar, diantaranya diperlukan alat untuk proses produksi kompos, diperlukan alat mekanisasi seperti loader, mesin mixer, conveyor, mesin pembalik, serta berbagai alat angkut dan transportasi.
Kebutuhan-kebutuhan seperti ini jarang dipikirkan oleh petani jamur. Mereka beranggapan budidaya jamur hanya sebagai usaha sambilan yang tidak perlu dibesarkan atau dikelola secara professional.
Bahkan ada anggapan budidaya jamur selalu di anggap harus dari sektor hulu sampai hilir di kerjakan sendiri. Padahal petani mengalami banyak keterbatasan sumber daya manusia, dan waktu. Sehingga bisnis jamur banyak yang terlantar dan tidak dimanage dengan maksimal.
Meski banyak kendala, namun budidaya jamur sebenarnya lebih mudah dilakukan jika dibandingkan dengan budidaya jenis tanaman lainnya.
Proses perlakuannya sederhana, hanya perlu mengontrol kelembapan suhu tempat budidaya menjaga kebersihan lingkungan tempat budidaya dan menyiram setiap hari.
Kelebihan lainnya, budidaya jamur tidak memerlukan tempat atau lahan pertanian yang luas, jadi budidaya jamur bisa dilakukan di lahan yang sempit sekalipun, bahkan jika disiasati dalam lahan yang hanya beberapa meter saja bisa dimaksimal untuk membudidayakan jamur tiram.
Budidaya jamur lebih produktif dibanding tanaman pertanian lainnya, tidak mengenal waktu dan musim untuk dapat tumbuh dan dipanen.
Jamur tiram juga dapat hidup dan tumbuh di berbagai media tanam, jadi banyak alternatif bahan media yang dapat dipilih dan salahsatu andalan sebagai bahan baku media tanam jamur tiram adalah serbuk gergaji dan dedak yang sangat melimpah dinegara kita tercinta ini.
Budidaya jamur dapat dijadikan salahsatu pilihan bagi mereka yang ingin menjalankan usaha sampingan baik karyawan, mahasiswa dan lainnya yang memiliki rutinitas kesibukan.
Terlebih jika hasil produksi dapat ditingkatkan nilai tambahnya menjadi produk-produk makanan olahan yang akan meningkat pulai nilainya.
Berikut adalah jenis jamur lainnya, yang memiliki nilai ekonomis tinggi selain jamur tiram yang sudah sangat dikenal selama ini.
Jamur kancing atau champignon adalah jamur pangan yang berbentuk hampir bulat seperti kancing dan berwarna putih bersih atau coklat muda serta bebas lemak dan kaya akan vitamin.
Jamur kancing dipasarkan dalam bentuk segar dan kaleng, atau dapat diawetkan dengan campur garam (salted). Pemasarannya bentuk segar untuk pasar lokal maupun Ekspor.
Jamur yang dijual dalam keadaan segar biasanya menggunakan kemasan Dus/ Box , plastik, tray dan lain-lain sesuai permintaan dari konsumen.
Jamur merang ini dapat di budidayakan dengan media jerami pada musim panen padi atau juga di tumpukan janjangan sawit yang telah lembab. Jamur merang ini memiliki rasa yang nikmat dan juga memiliki kandungan yang sangat baik untuk kesehatan tubuh.
Jamur kuping ini memiliki bentuk daun yang hampir sama dengan kuping manusia, sehingga banyak yang menyebutkan jamur kuping. Jamur kuping banyak dibutuhkan sebagai bahan olahan makanan yang sangat lezat.
Jamur kuping sangat bermanfaat untuk mengobati dan mengatasi sakit jantung, menurukan kolseterol dan juga anti pendarahan.
Jamur shitake adalah jamur yang berasal dari china dengan sebutan Chinese Black Mushroom. Jamur ini biasanya di olah dan di gunakan untuk sop miso, acar, keripk dan campuran lainnya.
Harga jamur ini memiliki harga yang sangat mahal di bandingan dengan lainnya. Selain itu juga manfaat jamur ini sangat baik untuk kesehatan terutamanya adalah melancarkan metabolisme di dalam tubuh.
Mari kita mulai memberdayakan potensi sumberdaya alam bumi pertiwi dengan budidaya jamur. Pengetahuan, pengalaman, serta inovasi dapat mengantarkan setiap orang meraih suksesnya. Inilah waktu yang tepat dan musim subur bisnis jamur.
Untuk meraih sukses di bisnis jamur memang tidak semudah membalik tangan, tetapi setidaknya pengalaman Ratijo dan Triyono dapat menginspirasi anak bangsa, bahwa sukses dapat diraih oleh siapapun yang bersungguh-sungguh.